Pantun Kiasan

7 min read

pantun kiasan- Pantun kiasan merupakan pantun yang digunakan agar dapat menyampaikan sesuatu secara tersirat dan tersembunyi.

Pada umumnya pantun kiasan isinya mengandung pribahasa. Sehingga orang yang mendengarkan harus paham dan mengerti pribahasa yang ada di dalamnya.

Oleh karenannya, seseorang yang mendengarkan pantu kiasan harus mengerti betul dari pantun tersebut. Bisa juga pantun ini berisi dengan pribahasa.

Berburu ke padang datar,
mendapat rusa belang di kaki.
Berguru kepalang ajar,
bagai bunga kembang tak jadi.

Ciri-cirinya adalah suatu perbandingan. Pantun kiasan diatas membandingkan antara seseorang yang sedang belajar dengan bunga. Belajar yang tidak sungguh-sungguh ibarat bunga tetapi tidak mempunyai kembang.

Apa Itu Kiasan?

Apa Itu Kiasan

Kiasan merupakan kata kata yang tidak formal, dalam arti kata yang tidak sebenarnya, kata kiasan digunakan untuk memberi rasa keindahan atau penekanan pada pentingnya suatu hal yang akan disampaikan. Misalnya, “Cita-citanya setinggi langit” atau “Wajahnya bagaikan rembulan”. Jadi kata kiasan sering kita jumpai pada nyanyian-nyanyian, puisi, pantun, dan karya-karya tulis lainnya.

Tentang Pantun Kiasan

Tentang Pantun Kiasan
Yuksinau.id

Pantun kiasan biasanya adanya pada pantun melayu. ah suku melayu inilah yang begitu pandai dalam merangkai pantu kiasan. Bahasa melayu memiliki bahasa yang halus dan kehalusannya tersebur biasanya tersirat melalui kata-kata kiasan.

Hingga sampai saat ini, suku melayu masih sering menggunakan kata-kata kiasan dalam menciptakan pantun-pantunnya.

Tidak hanya suku melayu saja, ternyata suku minang juga begitu sering menggunikan kata kiasan dalam berbagai karya sastranya. Termasuk kedalam pantun.

Kiasan ini bisa berupa sindiran.

Sedangkan pantun sendiri dari suku, seperti Jawa, Sunda, Banjar, dan lainnya sangat sedikit mengandung kiasan.

Itulah sebabnya, dalam budaya Melayu sangat dikenal pribahasa. Pribahasa merupakan bentuk lain dari kiasan.

Contoh Pantun Kiasan

Contoh Pantun Kiasan
barispuisi.blogspot.com

Seperti pada umunya pantun kiasan adalah pantun yang isinnya berupa perumpamaan dan mengibaratkan antara satu dengan yang lainnya.

Dan dibawah ini adalah beberapa contoh dari pantun kiasan dan beberapa maknanya, yaitu sebagai berikut:

[su_note note_color=”#73bef4″ text_color=”#000000″]

Kayu jati dibuat papan,
burung puyuh jauh menghilang.
Padi kutanam dengan harapan,
tumbuh pula rumput ilalang.

Artinya: Setiap kali berbuat kebaikan, biasanya ada saja halang rintangan. [/su_note]

[su_note note_color=”#73bef4″ text_color=”#000000″]

Keras keras cangkang kerang,
walau keras tetap dibawa.
Walaupun punggung parang,
bila diasah tajam jua.

Artinya: Sebodoh apapun seseorang, bila ia tekun belajar pasti akan menjadi pandai. [/su_note]

[su_note note_color=”#73bef4″ text_color=”#000000″]

Manis rasanya buah sirsak,
ombak datang bergulung-gulung.
Dimana bumi dipijak,
di sana langit dijunjung.

Artinya: Kita sebaiknya menghormati adat istiadat daerah yang kita tinggali. [/su_note]

[su_note note_color=”#73bef4″ text_color=”#000000″]

Pergi ke pasar membeli beras,
membeli cincin berhias permata.
Mengharap hujan turun deras,
hanya gerimis sekejap mata.

Artinya: Mengharapkan keuntungan yang besar. Tetapi hanya mendapatkan keuntungan yang sangat kecil. [/su_note]

[su_note note_color=”#73bef4″ text_color=”#000000″]

Melihat ikan di tepi kolam,
pohon pinang jadi tambatan.
Air beriak tanda tak dalam,
air tenang menghanyutkan.

Artinya: Orang yang ilmunya sedikit biasanya banyak bicara. Sedangkan orang yang banyak ilmunya lebih tenang.[/su_note]

[su_note note_color=”#73bef4″ text_color=”#000000″]

Jalan-jalan ke Palembang,
sungai Musi luas membentang.
Di mana bunga mulai berkembang,
di sana kumbang akan datang.

Artinya: Jika ada anak perempuan yang beranjak gadis, maka banyak laki-laki yang menyukainya. [/su_note]

Pantun kiasan dan Maknanya

Contoh Pantun Kiasan dan Maknannya.
zulfaworld.wordpress.com

Agar lebih memahami pantun kiasan, sebaiknya untuk meneliti dengan seksama beberapa bait contoh pantun di bawah ini. Berikut ini adalah contoh pantun kiasan dengan artinya.

[su_note note_color=”#73bef4″ text_color=”#000000″]

Kusangka masih malam hari,
rupanya telah datang siang.
Kusangka bunga mekar berseri,
rupanya layu dihisap kumbang.

Maknanya: Memiliki keinginan yang sangat besar namun sangat mustahil tercapai.[/su_note]

[su_note note_color=”#73bef4″ text_color=”#000000″]

Pohon tua disebut buhun,
banyak dahannya yang berduri.
Kering dijemur dalam setahun,
basah oleh hujan sehari.

Maknanya: Usaha yang dilakukan sangat lama sia-sia oleh kesalahan kecil.[/su_note]

[su_note note_color=”#73bef4″ text_color=”#000000″]

Naik perahu dekat kemudi,
betapa harum bunga selasih.
Elok nian resminya padi,
makin tunduk jika berisi.

Maknanya: Ambilah pelajaran dari padi. Yakni semakin kaya, semakin pandai, semakin hebat, maka ia akan semakin rendah hati di hadapan manusia lainnya.[/su_note]

[su_note note_color=”#73bef4″ text_color=”#000000″]

Tanam ubi tanam kentang,
petik jagung tiada tersisa.
Petang kini telah datang,
tinggi pula batang usia.

Maknanya: Pantun kiasan di atas menjelaskan tentang waktu tua. Yaitu tentang habisnya masa remaja sekaligus datangnya waktu tua.[/su_note]

[su_note note_color=”#73bef4″ text_color=”#000000″]

Rusa padang belang di kaki,
mangga kueni amat wangi.
Tinggi gunung tetap didaki,
lautan api kan disebrangi.

Maknanya: Pantun kiasan di atas mengandung makna tentang semangat dan tekad yang sangat kuat.[/su_note]

[su_note note_color=”#73bef4″ text_color=”#000000″]

Randu tinggal randu,
panjang duri hingga sekilan.
Rindu tinggalah rindu,
bagai pungguk rindukan bulan.

Maknanya: Seseorang yang jatuh cinta. Hanya saja tidak mungkin cintanya bersatu.[/su_note]

[su_note note_color=”#73bef4″ text_color=”#000000″]

Pandai ikan dalam berenang,
beda kolam ikannnya lain.
Sehari sehelai benang,
setahun menjadi kain.

Maknanya: Pantun di atas berisikan pepatah yang artinya jika kita tekun mengerjakan apapun, pasti akan membawa hasil.[/su_note]

[su_note note_color=”#73bef4″ text_color=”#000000″]

Kusangka masih malam hari,
rupanya telah datang siang.
Kusangka bunga mekar berseri,
rupanya layu dihisap kumbang.

Maknanya: Menyangka bahwa gadis pujaannya masih sendiri, tetapi kenyataannya gadis tersebut sudah diambil orang.[/su_note]

[su_note note_color=”#73bef4″ text_color=”#000000″]

Hari sudah mulai siang hari,
Hari yang cerah telah datang.
Kukira bunga sudah mekar berseri,
Ternyata layu dihisap kumbang.

Maknanya: Seseorang yang mengira bahwa gadis yang di sukainya masih sendiri, tetapi kenyataannya gadis tersebut sudah menikah dengan orang lain.[/su_note]

[su_note note_color=”#73bef4″ text_color=”#000000″]

Diam Perkataan banyak merenung,
lompat tinggi si tupai berlari.
Hendak diri memeluk gunung,
apa daya tangan dan kaki tak sampai.

Maknanya: Cita – cita yang besar namun mustahil untuk mencapainya.[/su_note]

[su_note note_color=”#73bef4″ text_color=”#000000″]

Minum kopi sambil duduk,
Sangat harum aroma khas kopi.
Elok sekali resminya padi,
makin menununduk jika berisi.

Maknanya:  Kita sebagai manusia mari mengambil pelajaran dari padi. Yaitu padi yang semakin berisi semakin menunduk, begitu pun jika sebagai manusia yang apabbila semakin kaya, semakin pandai, semakin hebat, maka ia akan semakin rendah hati di hadapan manusia yang lainnya.[/su_note]

[su_note note_color=”#73bef4″ text_color=”#000000″]

Menenam ubi di tengah ladang,
petik singkon tiada tersisa.
Malam kini telah datang,
semakin tinggi pula batang usia.

Maknanya:  Pantun kiasan di atas menjelaskan tentang waktu tua. Yakni apabila jika habisnya masa remaja, maka akan tibalah masa tua.[/su_note]

[su_note note_color=”#73bef4″ text_color=”#000000″]

Mie putih disebut bihun,
Bunga mawar tumbuh berduri.
Daun kering dijemur setahun,
Basah karena hujan sehari.

Maknanya: Suatu usaha yang dilakukan sangat lama dapat sia-sia saja sebab sebuah kesalahan kecil.[/su_note]

Baca Juga: Pantun Jenaka yang Bikin Ngakak

Pantun Kiasan Tanpa Makna

Pantun Kiasan Tanpa Makna
voi.co.id

[su_note note_color=”#73bef4″ text_color=”#000000″]

Bunga mawar baunya harum
Dipetik di pagi hari
Bunga berseri merekah ranum
Bak bidadari surga andini.[/su_note]

[su_note note_color=”#73bef4″ text_color=”#000000″]

Makan siang roti mari
Tak mengayuh kantong
Jangan bermimpi di siang hari
Bak rambutan berisi kosong.[/su_note]

[su_note note_color=”#73bef4″ text_color=”#000000″]

Makan ikan dengan terasi
Yang penting ada nasi
Kau ibarat padi
Makin merunduk makin berisi.[/su_note]

[su_note note_color=”#73bef4″ text_color=”#000000″]

Bersiuk siuk memanja
Tak pernah bergerak dari dini
Bagai mengayuh sepeda dikala senja
Takkan pernah sampai.[/su_note]

[su_note note_color=”#73bef4″ text_color=”#000000″]

Bunga melati bunga mawar
Tak disiram dipagi hari
Bagai hiu di air tawar
Kau tak mampu mnghirup pagi.[/su_note]

[su_note note_color=”#73bef4″ text_color=”#000000″]

Dari Cikampek ke Maranggi,
Sore hati jangkrik berbunyi.
Tak ada gunung yang terlalu tinggi,
Tak ada lereng yang tak dapat dituruni. [/su_note]

[su_note note_color=”#73bef4″ text_color=”#000000″]

Surya senja mulai redup,
Telah habis cahaya terang.
Mengikut angin bertiup,
Tak teguh seperti karang. [/su_note]

[su_note note_color=”#73bef4″ text_color=”#000000″]

Ramai orang sedang kenduri,
Dari laut mengail pari.
Bertanam padi tumbuh duri,
Bertanam budi dibalas iri. [/su_note]

[su_note note_color=”#73bef4″ text_color=”#000000″]

Burung dara burung gelatik,
Amat indah warna sayapnya.
Karena nila setitik,
Rusak susu sebelanga. [/su_note]

[su_note note_color=”#73bef4″ text_color=”#000000″]

Angin bertiup hingga menderu,
Nyamuk masuk dalam kelambu.
Langit terkembang menjadi guru,
banyak merenung banyak ilmu. [/su_note]

[su_note note_color=”#73bef4″ text_color=”#000000″]

Ular kobra mulut berbisa,
Mati satu dalam peti.
Mengikut rasa akan binasa,
Mengikut hati pasti mati.[/su_note]

[su_note note_color=”#73bef4″ text_color=”#000000″]

Ada biawak di dalam kolam,
Kodok kecil nyaring nyanyinya.
Air beriak tanda tak dalam,
Tong kosong nyaring bunyinya. [/su_note]

[su_note note_color=”#73bef4″ text_color=”#000000″]

Kalau belajar pasti mengerti,
Belajar agama menjadi paderi.
Luka di tangan dapat diobati,
Luka hati ke mana obat dicari. [/su_note]

[su_note note_color=”#73bef4″ text_color=”#000000″]

Ikan kecil sudah berenang,
Anak kecil memakan tajin.
Sehari sehelai benang,
Setahun menjadi kain.[/su_note]

[su_note note_color=”#73bef4″ text_color=”#000000″]

Bambu kecil jadi rakit,
Tergores badan trasa sakit.
Sedikit demi sedikit
Lama-lama menjadi bukit. [/su_note]

[su_note note_color=”#73bef4″ text_color=”#000000″]

Sayur ikan di atas talam,
Gadis manis tersenyum simpul.
Laksana telaga dasarnya dalam,
Dimana air banyak berkumpul[/su_note]

[su_note note_color=”#73bef4″ text_color=”#000000″]

Buah segar sehat raga,
Kacang tempe dibuat tahu.
Dalam lautan bisa diduga,
Dalam hati siapa yang tahu.[/su_note]

Pantun Kiasan Dengan Pribahasa

Pantun Kiasan Dengan Pribahasa

[su_note note_color=”#73bef4″ text_color=”#000000″]

Burung dara dalam sangkar,
Kalau terbang hingga ke karang.
Tak baik hidup selalu bertengkar,
kalah jadi abu menang jadi arang.[/su_note]

[su_note note_color=”#73bef4″ text_color=”#000000″]

Air melurut ke tepian mandi
Kembang berseri bunga senduduk
Elok diturut resmi padi
Semakin berisi semakin tunduk.[/su_note]

[su_note note_color=”#73bef4″ text_color=”#000000″]

Gua dalam banyak kelelawar,
Kolam dalam banyak ikan.
Semua masalah ada jalan keluar.
Kusut diselesaikan, keruh dijernihkan.[/su_note]

[su_note note_color=”#73bef4″ text_color=”#000000″]

Berakit-rakit ke hulu
Berenang-renang ke tepian.
Bersakit-sakit dahulu,
Bersenang-senang kemudian.[/su_note]

[su_note note_color=”#73bef4″ text_color=”#000000″]

Duduk berdiang di perapian,
Kayu terbakar hingga terbelah.
Kasih ibu sepanjang jalan
Kasih anak sepanjang galah.[/su_note]

[su_note note_color=”#73bef4″ text_color=”#000000″]

Ramai orang di hari raya,
Petik jambu petik kweni.
Jika ingin punya sahabat setia,
Laba sama dibagi, rugi sama diterjuni.[/su_note]

[su_note note_color=”#73bef4″ text_color=”#000000″]

Apa tanda buah yang kecut?
Bila dikupas susah dilepaskan.
Apa tanda orang pengecut?
Lempar batu sembunyi tangan.[/su_note]

[su_note note_color=”#73bef4″ text_color=”#000000″]

Rasa lezat ikan blanak,
Diasap dulu di atas arang.
Nasi sama ditanak,
Kerak dimakan orang.[/su_note]

Pantun Kiasan anak SD

Pantun Kiasan anak SD
tigongdoso.com

Anak-anak perlu diajarkan pantun-pantun kiasan yang isinya banyak nasehat. Yakni kebijaksanaan dalam kehidupan.

Berikut ini beberapa contoh pantun untuk anak-anak.

[su_note note_color=”#73bef4″ text_color=”#000000″]

Tupai lompat ke belukar,
Walau kecil lincah badannya.
Zaman beralaih musim bertukar,
Tiada yang abadi di dunia.[/su_note]

[su_note note_color=”#73bef4″ text_color=”#000000″]

Angin bertiup amat pelan,
Menggoyang atap sisi kedai.
Malu bertanya sesat di jalan,
Bertanya adalah kunci menuju pandai.[/su_note]

[su_note note_color=”#73bef4″ text_color=”#000000″]

Kepiting ketam
Kayu gasing.
Rambut sama hitam,
Hati orang masing-masing.[/su_note]

[su_note note_color=”#73bef4″ text_color=”#000000″]

Pohon besar tumbuh di hutan,
Minum air dari gelas.
Tak lapuk karena hujan,
Tak lekang karena panas.[/su_note]

[su_note note_color=”#73bef4″ text_color=”#000000″]

Nusantara banyak kerajaan,
Sungai mengalir banyak sampan.
Sedia payung sebelum hujan,
Jangan sampai kesusahan.[/su_note]

Pantun Kiasan 4 baris

Pantun Kiasan 4 baris
theinsidemag.com

Makan ikan dengan terasi
Yang penting ada nasi
Kau ibarat padi
Makin merunduk makin berisi.

Bunga melati bunga mawar
Tak disiram dipagi hari
Bagai hiu di air tawar
Kau tak mampu mnghirup pagi.

Pisang emas sudah menua,
Pisang ambon hendak dicampur.
Bukan emas bukan permata,
Benih butuh air dan lumpur.

Nasi putih dalam piring,
Lauk pauk masih mentah.
Sawah luas airnya kering,
Parang tajam gagangnya patah.

Lancang Kuning sebuah tanda,
Adat Melayu di Sumatera.
Sawah menguning bagai permata,
Membuat senang orang bekerja.

Mata mengantuk terlihat sayu,
Kaki sakit karena tertusuk.
Kurang air kembang kan layu,
Banyak air akan membusuk.

Hujan turun rintik-rintik,
Lari ke hutan anak si kancil.
Siapa menanam akan memetik,
Siapa bekerja akan berhasil.

Bersiuk siuk memanja
Tak pernah bergerak dari dini
Bagai mengayuh sepeda dikala senja
Takkan pernah sampai.

Makan siang roti mari
Tak mengayuh kantong
Jangan bermimpi di siang hari
Bak rambutan berisi kosong.

Bunga mawar baunya harum
Dipetik di pagi hari
Bunga berseri merekah ranum
Bak bidadari surga andini.

Mentari senja mulai terbenam,
Esok pagi akan kembali.
Satu benih yang ditanam,
Kan memberi beribu kali.

Demikianlah pembahasan tentang Pantun Kiasan. Semog bermanfaat terimakasih.

Rumus Energi Mekanik

Energi adalah kemampuan untuk dapat melakukan suatu usaha atau pekerjaan Pada dasarnya, energi sudah tersedia di alam. Energi memang tidak dapat tercipta atau bahkan...
Jalanbenar_user
2 min read

Ciri-ciri Reaksi Kimia dan Jenisnya

Reaksi kimia sangat penting dalam berbagai peristiwa yang terjadi di alam. Reaksi kimia seringkali dijumpai di alam, seperti hujan asam dan fotosintesis. Seperti yang...
Jalanbenar_user
1 min read

Jenis Ikan Mas Koki Cantik yang Mendunia

Siapa sih di antara Sahabat Biru yang tidak tahu dengan ikan mas koki ini? Ikan mas koki merupakan ikan hias paling popular di kalangannya....
Jalanbenar_user
4 min read

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *